Gw tau pasti judul postingan gw bikin banyak orang mengernyitkan dahi alias N. VII motorik sedang bekerja maksimal. Era film India di Indonesia memang sudah berakhir sekitar tahun 2000an sekian. Ingatkah kita pada Kuch Kuch Hota Hai, Mohabbatein dan Kabhie Kushi Kabhie Gham? Setelah itu, era film India tersingkir, bangkita era drama Taiwan dan Jepang, disusul Korea. Namun, Indonesia banyak mendapat pengaruh dari India sejak dahulu kala, terbukti dengan Hindu dan Buddha sebagai agama tertua di Indonesia. Indonesia familiar dan memiliki Mahabharata/Kakawin Bharatayuddha dan Ramayana versinya sendiri yang sedikit berbeda dengan aslinya di India. Mahabharata dan Ramayana, karya sastra termegah India, yang dulu gw baca sebagai bacaan ringan *ringan??!* dan tugas sastra jaman SMA dulu. Ah, Bu Pur, apa kabarmu sekarang?
Yup, menurut gw, anak muda Indonesia sekarang sangat-sangat-sangat perlu membaca literatur seperti ini dibanding tawuran, dugem ga jelas, atau apapun yang ga jelas. Tau ga, gara-gara tawuran atau mau lepmpar batu, insidens cedera kepala meningkat?? Mending klo cedera kepala ringan, lah klo cedera kepala berat? Ga kepikiran yah biaya pengobatan sama dampaknya gimana? Huh!
Back to topik, gw ga akan menceritakan kisah lengkap Mahabharata, klo penasaran, baca novel Mahabharata oleh Nyoman S. Pendit atau C. Rajagopalachari, atau semales-malesnya elu buka WI-KI-PE-DI-A. Karena terlalu panjang dan ribet, seribet Tien Long Ba Bu/Demi Gods Semi Devils. Eh, Demi Gods Semi Devils karena banyak karakter. Klo Mahabharata karena cerita dimulai dari sang kakek buyut ampe ke cicitnya. Rajin amat tuh yang bikin cerita.
Oke, jadinya literatur ini sudah diangkat ke layar kaca berkali-kali dan paling membekas dalam kepala orang India adalah Mahabharat karya B.R Chopra dan menurut mbah Wiki juga pernah ditayangin di Indonesia (ga inget, masih kecil soalnya). Kini remake Mahabharata kembali dipersembahkan oleh Star Plus yang baruuu saja tayang 16 September 2013. Berikut trailernya.