Shiva Yajur Mantra–Devon Ke Dev Mahadev 2011 Life OK Title Track

Pasti gw telat! Telat demam Mahadewa maksudnya. Biar pun gw puasti tau duluan soal Devon ke Dev Mahadev ini dari semua orang Indonesia  *yakin amat* gara-gara nonton Mohit Raina jadi Shiva di awal-awal Mahabharat Star Plus *gw udah jelasin ya gw termasuk orang pertama yang ngikutin Mahabharat Star Plus dari awal-awal tayang di India sono #ngotot*, gw termasuk yang : telat nonton, telat antusias, telat ngerti dan berbagai telat-telat lainnya. Alasan ketelatan ini antara lain : masih sibuk nonton Mahabharat, kemudian Mahabharat terabaikan *hiks* gara-gara masuk siklus mayor dan sempet pindah hati nonton Ramayana 2008 NDTV Imagine yang title tracknya juga gw share.

Masih inget abang Mohit Raina sempet cameo di Mahabharat? Yang kerjaannya adalah menyerap senjata Bhishma dan Parashurama, melerai pertarungan dan memberkati Amba di kehidupan berikutnya akan dapat membunuh Bhishma? Duh, bang Mohit kok ga nongol lagi sih pas Arjun semedi buat minta senjata sakti, kok abang ga cameo lagi sih, bang? #hoek Ya tapi seriously kecewa karena ekspektasi gw (dan banyak orang India daaan orang Indonesia) adalah pemeran Dewa Shiva hanya dan hanya Mohit Raina. Kalo doi bisa cameo satu episode, masa episode yang lain ga bisa (kecuali episode Vishwaroop)? Huuu…

Oke, back to topic. Sama kasusnya seperti Jai Shri Ram dan Hai Katha Sangram Ki, awalnya gw ga terlalu suka sama opening song/lagu pembukanya Devon ke Dev Mahadev ini. Hai Katha Sangram Ki masih mending karena kedengaran moderen dan ga terlalu India banget nuansanya. Jai Shri Ram India banget, India jadul nuansanya! Devon ke Dev Mahadev ini yah tengah-tengah lah, haha.

Anyway, opening song/main title track dari Devon ke Dev Mahadev ini berjudul Karpur Gauram Karunavataram atau keseluruhan lagunya disebut Shiva Yajur Mantra, yang isinya pujaan kepada Dewa Shiva daaan jelas shloka Sanskrit ini terdapat dalam Yajur Veda.

Shiva Yajur Mantra

Devon ke Dev Mahadev 2011 Life OK Title Track

Karpur Gauram Karunavataram

The one who is as pure/white as a camphor, The personification of compassion

Sansara Saram Bhujagendra Haram

The one who is the essence of the world, The one with the serpent king as his garland

Sada Vasantam Hridayaravinde

Always residing, In the lotus of the heart

Bhavam Bhavani Sahitam Namami

Oh Lord and Goddess, I bow to you both

I salute the merciful Bhava (Shiva), and his consort  Bhavani (Sati), Adorned with the necklace of the serpent

Bagus yah, hehehe.

Jai Shri Ram–Ramayan 2008 NDTV Imagine Title Track

Badai India! Setelah Mahabharat Star Plus, kini gw pun ketagihan dengan Ramayan 2008 produksi NDTV Imagine *yang sayangnya udah bangkrut*. Awalnya sih sama dengan Mahabharata, gw cuma diceritain sama guru sastra gw pas SMA, trus bca bukunya. Kemudian pas lagi jaman hot-hotnya Mahabharat STar Plus di india-forum, ada artikel ini. Kecuali Mohit Raina yang berperan sebagai Mahadev di Devon ke Dev Mahadev dan Saurabh Raj Jain berperan sebagai Dewa Vishnu di Devon ke Dev Mahadev dan Krishna di Mahabharat, sisanya gw ga tau semua tuh. Tapi gw langsung smitten sama nomor 1, Rama yang dieprankan Gurmeet Choudhary di Ramayan 2008 NDTV Imagine. Wuidih, posenya keren bener. Akhirnya gw nonton di yucup yang 1 video bisa 5 jam sendiri, dan donlod saking ga tahan panjangnya. Ganteng buanget huahaha, cocok banget deh jadi Rama yang emang katanya disayang seluruh rakyat Ayodhya, penampakannya aja bikin adem hti semua orang. Cuma kalo gw bilang Ramanya muda juga yah, haha. Beda ama pemain Mahabharat yang tampak lebih dewasa dan macho. Sitanya juga lumayan lah, walaupun pas awal-awal kebanyakan diem. Sita/Shinta diperankan oleh Debina Bonnerjee

Waktu awal gw nonton gw mikir anehnya juga nih title tracknya Jai Shri Ram, nadanya India banget gitu lho, kan beda ama Hai Katha Sangram Ki Mahabharat yang macho dan lebih moderen gitu lho. Makin lama ditonton, haduh, nuansa India banget bo! Nyanyi-nyanyinya banyak, narinya juga banyak, nangis, dengki,sirik dan zoom sana-sini macam sinetron dan suara halilintar juga banyak. Doh, mitologi nuansa sinetron modern dengan sentuhan jadul!

Tapi gw harus akui dibalik faktor-faktor yang gw sebutin diatas, jalan cerita Ramayan ini sangat faithful sama novel Ramayana karangan Nyoman S. Pendit yang gw baca. Terlalu faithful malah, ampe 300 episode gila! Ya maklum sih kalo di title tracknya, sumber utama yang digunakan untuk Ramayan 2008 NDTV Imagine ini ga cuma Ramayan versi Valmiki, tapi juga bermacam-macam versi daerah, kayak Ramcharitmana karya Tulsidas, versi Telugu, Bengali, Marathi dll. Bahkan cerita mahadev dan Dewi Sati yang diceritain di DkDM juga diceritain disini. Lengkap, selengkap-lengkapnya. sama seperti Mahabharata, Ramayana juga ada versi Indonesianya yaitu Kakawin Ramayana, tapi kalo bedanya sejauh apa dengan versi India/Valmiki, gw ga tau ya.

Oke, lanjut aja deh. Ini adalah contoh “dari benci lama-lama jadi cinta”. Awalnya gw dengerin Jai Shri Ram yang digubah oleh Ravindra Jain dan dinyanyikan oleh Suresh Wadkar dan Kavita Krishnamurty, gw mikir, “aneh bener nih lagu, kuno, jadul bener nuansanya.” Kemudian gw lompat nonton ke episode-episode akhir dimana Luv/Lawa dan Kush/Kusha menyanyikan kisah Ramayan buat bapaknya sendiri terus gw suka! Dari suka jadi nyari tentang Ramayan Katha yang dinyanyikan dua anak itu dan nadanya juga mirip sama Jai Shri ram ini, akhirnya malah gw lebih suka Jai Shri Ram karena lagunya lebih pendek daripada Ramayan Katha. Sama seperti Jai Shri Krishna, Jai Shri Ram ini juga pujian umat Hindu untuk Rama, avatar Dewa Vishnu yang ketujuh.

Jai Shri Ram – Ramayan 2008 NDTV Imagine Title Track

Composed by Ravindra Jain

Sung by Suresh Wadkar, Kavita Krishnamurty

Jai Shri Raam…Jai Jai Shri Raam (Jai Shri Raam)

adbhut hai mahima do akshar ke naam ki
adbhut hai mahima do akshar ke naam ki

suno Ram-katha aur jai bolo Shri Ram ki
suno Ram-katha aur jai bolo Shri Ram ki
mangal bhavan amangal haari
drabahu sudasarath achar bihaari
hai sukhaldaayanii Ramayan sukh dhaam ki

hai sukhaldaayanii Ramayan sukh dhaam ki
adbhut hai mahima do akshar ke naam ki
suno Ram-katha aur jai bolo Shri Ram ki
Shri Raam Jai Raam Jai Jai Raam
Shri Raam Jai Raam Jai Jai Raam

Shri Raam Jai Raam Jai Jai Raam

Hail Lord Ram

the greatness of this two-lettered word is wonderful, really is wonderful

everyone, listen to the lore of Lord Rama and hail Lord ram, and worship him.

He who is the abode of all happiness and prosperity, and who removes or defeats all misery and unhappiness,
He who used to dwell playfully in Dashrath’s frontyard, please let your heart melt for me

the greatness of this two-lettered word is wonderful, really is wonderful

everyone, listen to the lore of Lord Rama and hail Lord ram, and worship him

Hail Our Lord Ram

Note that gw menggambungkan terjemahan Jai Shri Ram dengan terjemahan yang mangal bhava amangal haari, drabahu sudasarath achar bihaari, tapi yang hai sukhaldaayaanii Ramayan sukh dhaam ki sepertinya ga ada terjemahannya. Maklum, gw googling-googling berbagai sumber, gw ga bisa bahasa India.

Daftar (ga lengkap) Pemeran Mahabharat 2013 Star Plus part 4

Oke, gw tau pasti banyak yang ga sabar dengan para pemain Pandawa dan Kurawa. Sebelomnya nonton trailer dolo….

Lahirnya Pandava dan Kaurava

Jadi ini diaaa…..

28. Duryodhan/Duryodhana/Suyodhana – Kid (Alam Khan), Adult (Arpit Ranka)

Inget kan cerita bagaimana Gandhari melahirkan 100 anak yang menjadi Kurawa/Kaurava? Anak pertama yang muncul dari pot yang ditanam itulah yang dinamakan Duryodhan/Duryodhana dimana “dur” artinya sulit dan “yodhana” artinya ksatria/warrior. Arti lainnya yaitu “yang sulit dikuasai/dikendalikan”/unconquerable one. Katanya sih nama aslinya Suyodhana, tapi karena sifat-sifat jeleknya, maka ia dipanggil Duryodhana. Kelahiran Duryodhana diiringi dengan pertanda jelek seperti anjing dan serigala melolong, langit gelap, petir dsb dsb sehingga para tetua seperti Bhishma, Kripa dan Vidura menghimbau Dhristarashta untuk mengabaikan Duryodhana. Tapi karena cinta sebagai ayah, Dhristarashta tetap membesarkan Duryodhana.

Bersama dengan sepupunya Pandawa, Duryodhana dan adek-adeknya mendapat pendidikan militer dari Drona dan Kripacharya. Sayangnya, Kurawa itu sering banget dibully sama Bhima sehingga muncullah kebencian antara Duryodhana kepada Bhima, sampai pada tahap Duryodhana meracuni susu/kheer Bhima dan membuangnya ke sungai. As usual, yang ngomporin siapa lagi kalo bukan Shakuni/Sengkuni. Alhasil, klo menurut cerita di Star Plus, Kurawa dan Pandawa semuanya dikirim ke desa pendidikannya Drona, Oh ya, karena kebencian Duryodhana kepada Bhima yang sangat besar, konon Duryodhana punya patung besi yang dianggap sebagai Bhima dan selalu dipake buat latihan gada dan pukul-memukul.

Pada kompetisi para pangeran Hastinapura, cerita yang berarti hanyalah ketika Duryodhana mengangkat Karna sebagai raja Anga. Awalnya mungkin Duryodhana menganggap Karna adalah orang yang paling tepat melawan Arjuna, karena di Rangbhoomi ini Arjuna kemudian dinobatkan sebagai pemanah terhebat sedunia oleh Drona. Keliatan seperti oportunis abis kan, tapi Duryodhana kemudian dikenal bisa mengenali talenta seseorang tidak tergantung pada kasta dan status sosial seseorang, itu positifnya.

Duryodhana menganggap dirinyalah yang paling berhak menjadi tahta Kerajaan Hastinapura. Kenapa? Alasannya banyak dan harus gw akui cukup masuk akal.

A. Duryodhana adalah anak tertua dari raja yang sekarang memerintah, Dhristarashta

Ingat kan peliknya penobatan raja pada masa Dhristarashta dan Pandu? Aslinya sebagai anak tertua Vichitravirya, Dhristarashta berhak sepenuhnya menjadi raja. Ketika Vidura akhirnya angkat suara karena kebutaan Dhristarashta, akhirnya Pandu yang naik jadi raja. Itu pun Pandu pergi mengasingkan diri setelah dikutuk sehingga akhirnya Dhristarashta yang naik jadi raja. Pelik? Banget. Sekarang 2 raja ini punya anak tertua, Yudhisthira dan Duryodhana. Siapa yang lebih berhak? Kalo urutan lahir duluan sih ya Yudhisthira berhak, tapi kalo soal anak dari raja mana yang sedang memerintah (incumbent), IMHO Duryodhana jauh lebih berhak daripada Yudhisthira.

B. Pandava adalah anak Kunti dan para dewa, bukan anak kandung Pandu.

Itu benar. Pandava lahir dari Kunti, Madri ditambah dewa-dewa yang kemudian diakui sebagai anak-anak Pandu. Tapi tetap saja, mereka bukan anak kandung Pandu dan terlebih lagi, lahir dari dewa bukan berarti mereka lebih superior dari Kaurava yang lahirnya biasa aja, walaupun ditanam dalam tanah itu sih super ga biasa banget. Kaurava melalui pernikahan Dhristarashta dan Gandhari mewarisi garis keturunan bangsa Kuru yang sah (sebenernya garis aslinya bisa dianggap sudah punah saat Devavrat mengambil sumpah selibat sebagai Bhishma dan kematian Vichitravirya) dibanding pernikahan Pandu-Kunti dan Madri yang kemudian anak-anaknya dari dewa, yang tidak ada garis keturunan langsung dari bangsa Kuru, mengingat Pandu tidak bisa berhubungan intim dengan istri-istrinya. Perlu diingat, mengenai royal blood, bahkan Kunti sendiri cuma anak angkat Raja Kuntibhoj dibanding Madri yang memang putri dari kerajaan Madra (pantes sih doi sensi mulu ama Kunti yang lebih disayang Pandu).

Setelah kompetisi/rangbhoomi selesai, Drona kemudian meminta dakshina kepada murid-muridnya, yaitu menangkap raja Panchala, Drupada. Arjuna lah yang berhasil melaksanakan tugas tersebut sehingga ketika dibahas dalam musyawarah memalui mufakat *woi*, Dhristarashta dibawah tekanan mengangkat Yudhistira, anak tertua Pandu sebagai putra mahkota Hastinapura walaupun ia sangat ingin menobatkan Duryodhana, anak kandungnya sendiri.

Selese? Enak aja. Dengan dinobatkannya Yudhisthira, Duryodhana, Shakuni dan Karna kemudian berkomplot membangun istana Lakshagriha, istana yang terbuat dari lilin (ada yang bilang terbuat dari kayu atau bahan apapun yang mudah terbakar). Atas perintah Duryodhana, Purochana membakar istana ini (walaupun ia akhirnya ikut mati kebakaran) dan Pandawa diasumsikan mati dalam kebakaran. Kenapa asumsi? Wong aslinya Pandawa sudah diperingatkan oleh Vidura dan berhasil meloloskan diri kok.

Duryodhana dan para pangeran Hastinapura ikut serta dalam sayembara Draupadi dan as usual, semuanya gagal. Klo di Star Plus, digambarkan Karna berhasil mengenali Arjun yang saat itu menyamar sebagai Brahmin dan memenangkan sayembara tersebut. Kalo Karna tau ya pasti Duryodhana tau. Kemudian Shakuni dan Duryodhana menghaut para pangeran dan raja yang hadir dalam sayembara itu untuk menyerang Arjuna. Untung berhasil ditenangkan oleh Krishna.

Btw, ini adalah kisah bagaimana Duryodhana mendapatkan istrinya, Bhanumati, dan ini ga digambarkan di Mahabharat Star Plus. Jadi, again Duryodhana dan Karna mengikuti sayembara Bhanumati. Tapi, kali ini sepertinya Karna lagi terinspirasi oleh Bhishma waktu dulu dia melarikan Amba, Ambika dan Ambalika. Menggunakan jurus Bhishma-style #eaaa, Karna mengalahkan semua raja dalam sayembara dan melarikan Bhanumati. Bhanumati fine-fine aja nikah ama Duryodhana, tapi ia punya syarat kalo mau nikah sama Duryodhana, Karna juga harus nikah ama sahabat baiknya, Supriya. Halah, ada-ada aja ni cewek. Rupanya Bhanumati tau temennya si Supriya jatuh hati dengan Karna, makanya punya permohonan seperti itu. Karna sendiri udah punya istri bernama Vrushali/Vrishali. Tapi kemudian Karna mengabulkan permohonan Bhanumati dan menikah juga dengan Supriya.

Ketika Pandawa diketahui masih hidup dan Duryodhana juga udah keburu dinobatkan menjadi putra mahkota yang baru, untuk menurunkan tensi yang tinggi maka kerajaan dibelah dua, Hastinapura untuk Kurawa dan Khandavprastha/Kandawaprasta, yang akan dikenal sebagai Indraprashta untuk Pandawa. Duryodhana yang diundang untuk menghadiri rajasuya yagna oleh Yudhisthir terkesima oleh keindahan Indraprashta menjadi iri tapi jatuh kedalam kolam air yang dikiranya sebagai cermin. Kejadian ini membuat Duryodhana diejek “anak orang buta juga orang buta”. Katanya sih yang ngejek itu Draupadi, makanya Duryodhana menaruh dendam kepada Draupadi dan Pandawa dan merancang permainan dadu.

Permainan Dadu/Game of Dice. Yudhisthir suka banget berjudi dan main dadu. Duryodhana bermain diwakili oleh Shakuni yang super licik menggunakan dadu ajaib yang bakal selalu menang. Dari awalnya cuma taruhan kuda, duit menjadi taruhan adik-adiknya sendiri, diri sendiri sampe istri pun dipertaruhkan. Ketika semuanya kalah, Duryodhana menyuruh Pandawa untuk melepas semua baju kebesaran mereka serta menyuruh Dushashan/Dushashana untuk menyeret Draupadi ke mimbar istana dan menelanjanginya. Berkat doa kepada Krishna, Dushashana tidak berhasil menelanjangi Draupadi. Draupadi yang murka hampir mengutuk Kurawa sebelum akhirnya Dhristarashta kemudian mengembalikan semua harta kepunyaan Pandawa dan menyuruh mereka pulang. Apa daya, Duryodhana yang tidak puas mengundang mereka kembali untuk bermain dengan taruha barang siapa yang kalah akan menjalani pengasingan selama 12 tahun yang dilanjutkan dengan penyamaran di negeri orang selama 1 tahun, bila berhasil dikenali, harus menjalani oengasingan lagi. Pada saat Duryodhana dan Dushashana mempermalukan Draupadi, Bhima bersumpah akan membunuh semua Kurawa, merobek dada Dushashana dan meminum darahnya serta mematahkan paha Duryodhana dimana ia menggoda Draupadi untuk duduk di pahanya. Arjun juga bersumpah untuk membunuh Karna. Sementara Sahadev bersumpah membunuh Shakuni.

Bisa ditebak, Yudhisthira kalah dan Pandawa menjalani mengasingan selama 12 tahun dan pemnyamaran di negeri Matsya selama 1 tahun. Selama masa-masa ini, Duryodhan beserta Karna menaklukan berbagai kerajaan, termasuk kerajaan yang sebelumnya berpihak pada Pandawa. Kerajaan-kerajaan inilah yang nantinya akan berperang di pihak Kurawa saat perang Kurukshetra nanti.

Menurut beberapa sumber yang beredar di diskusi india-forum.com, sebenernya memang Duryodhana punya sifat-sifat jelek. Tapi selama masa pengasingan Pandawa, ia bahkan menjadi raja yang adil dan bijaksana. Bahkan di suatu daerah bernama Pouverazy Kerala kalo ga salah, terdapat kuil yang menyembah Duryodhana sebagai dewa. Konon katanya di tempat itu, Duryodhana kelelahan saat melacak Pandawa kemudian meminta air pada seorang ibu tua yang rakyat biasa. Saat si ibu mengetahui bahwa ia memberikan air pada seorang bangsawan dan ketakutan akan dihukum, Duryodhana justru menenangkan si ibu, bahkan menghadiahkan tanah serta mendirikan kuil pemujaan dewa. Dewanya sih awalnya kosong gitu sampai penduduk disana memutuskan untuk memuja Duryodhana, Karna dan Bhanumati sebagai dewa.