Mukadimah : F. Rahardi tampil dalam Bienal Sastra Utan Kayu-Salihara tanggal 8 dan 14 Oktober 2011. Pada pembukaan Bienal Sastra Utan Kayu-Salihara 2011, F. Rahardi membawakan 5 puisi ciptaannya yaitu : Definisi Tuyul, Penjelasan Menteri Penerangan tentang Tuyul, Sepasang Tuyul di Pojok Pantai Ancol, Seorang Laki-laki Bernama Sastro dan Sastro di Rumah Tahanan. Rekaman pembacaan puisi pada pembukaan Bienal Sastra Utan Kayu-Salihara dapat didengarkan pada player yang terdapat di website http://literarybiennale.salihara.org/ Penampilannya di Bienal Sastra mengundang gelak tawa para penonton karena gayanya yang kalem dan datar, seperti sedang membaca koran atau cerpen yang minim emosi dalam membacakan puisinya yang lucu dan ironis menggambarkan suasana Indonesia dibawah rezim Orde Baru.
Sepasang Tuyul di Pojok Pantai Ancol
sesosok sedan Accord tahun mutakhir
diparkir di atas pasir di pojok pantai Ancol,
Jakarta Utara
malam baru saja dimulai
udara belum terasa dingin benar
langit masih agak transparan dan tanpa awan
dan seluruh cuaca betul-betul menjanjikan
suasana yang akan cerah selalu
akan sangat menyenangkan selamanya
sesosok sedan Accord itu warnanya abu-abu
metalik
mesinnya tetap menyala
udara California musim dingin terpancar
dari perangkat AC built in yang canggih
dan sepasang sound sistem Blaupunkt
melantunkan suara Whitney Houston
dari sebuah kaset bajakan
yang tak berpita cukai
sesosok sedan Accord
yang masih berpelat nomor putih
udara California musim dingin
busa jok yang empuk dan masih harum
endapan suara Whitney Houston
dan tubuh sepasang tuyul yang berkeringat
tubuh sepasang tuyul
yang kerepotan bergumul
syahdan
sore itu Ngatemin asal dari Wonogiri,
Jawa Tengah
mendapat pinjaman mobil dari kantornya
dia lalu mengajak Sastro Gantol, bapaknya
yang barusan datang dari kampung
untuk menyaksikan kecanggihan tamasya
Jakarta
khususnya keelokan Taman Impian
di waktu malam
sesosok minibus tahun tujuhpuluhan
catnya mulai mengelupas
dan bodynya sudah terlalu sering diketok dan
dilas
dengan bensin ketengan yang dibeli
di pojok Kramat Sentiong
minibus itu mengelilingi Pasar Seni,
melongok-longok Dunia Fantasi
lalu ikut-ikutan mojok di bibir pantai Ancol
di sebelah sedan Accord
Ngatemin lalu mematikan mesin dan turun
Sastro Gantol, sang bapak dari Wonogiri
menyingsingkan kain sarung
lalu melompat turun dengan hati was-was
setelah selesai kencing di bawah pohon angsana,
dia lalu
menghampiri anaknya dan bertanya
min, min, kok banyak sekali “montor” mogok
di sini ini orangnya pada kemana min?
apa pak? Ngatemin balik bertanya
lantaran suara ombak itu memang kelewat
berisik dan mengganggu kuping
Sastro Gantol mengulangi pertanyaannya
kok banyak banget montor di sini min?
apa orangnya pada nyilem di laut sana
malam-malam begini?
tidak pak, Ngatemin menjawab
orangnya ya ada di dalam mobil situ
Sastro Gantol heran
dia lalu mendekat ke sedan Accord abu-abu
metalik itu
tapi karena kacanya dilapis film sampai 50%
mata Sastro Gantol yang tua susah untuk
menangkap pemandangan didalamnya
dia lalu menengok dari kaca depan dan kaget
e, la dalah! jebul ada tuyul bugil di dalam situ
ayo min kita pergi dari sini
minibus pinjaman
dengan bensin kurang dari seperempat itu
lalu atret dan pergi
Accord kreditan yang berisi sepasang tuyul itu
tetap hidup mesinnya
tetap menyala AC-nya
dan sound sistemnya
tetap melantunkan musik
tetapi kini yang terdengar bukan lagi suara
penyanyi Amerika
kini kaset itu dimatikan dan diganti RRI-FM
Stereo
yang kebetulan sedang melantunkan uyon-uyon
langgam Jawa
yang nyamleng.
1989
sumber : http://frahardi.wordpress.com/2011/02/09/sepasang-tuyul-di-pojok-pantai-ancol/